Senin, 15 Maret 2010

Cara Sederhana Naikkan Kecepatan Motor

Minggu, 7/3/2010 | 10:31 WIB
KOMPAS.com — Ingin meraih top speed yang lebih dan tarikan lebih panjang pada Yamaha Jupiter-Z? Sederhana saja. Yang perlu dilakukan hanyalah mengganti komposisi sproket. "Perbandingannya diubah menjadi lebih kecil," terang Lukman, Chief Mekanik Yamaha Permata Motor di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Sproket Jupiter Z yang 15/40 sama dengan Vega ZR. "Kalau mau, tinggal kurangi gir belakang. Supaya tidak berat, pakai yang 38," lanjut Lukman. Hanya, kata Lukman, mengubah gir New Jupiter Z tak semudah seperti pada generasi sebelumnya. Khusus Jupiter Z baru dan Vega ZR, kedua motor ini punya rantai berbeda. "Pakai ukuran 420, lebih kecil dibanding Jupiter lama atau generasi Yamaha sebelumnya yang 428," sebut Lukman.

Dia juga menyarankan, penggantian sproket sebaiknya dibarengi dengan rantai. Pada Jupiter baru, ada holder di pengunci sproket. Saat dipasang, holder bisa diganjal ring supaya tidak longgar. Setelah itu, barulah memakai spi. Begitulah saran Lukman.

Kalau mau lebih gampang, bisa pakai sproket aftermarket yang cocok untuk rantai 420, misalnya yang dipakai Honda Karisma. "Meski begitu, harus sesuaikan lubang bautnya," ucap Lukman. (Chuenk)

jangan sembarabgan membawa tas saat mengendarai motor

KOMPAS.com — Tidak ada peraturan yang melarang menggendong tas sambil mengendarai motor. Betul sekali. "Pengendara boleh saja bawa tas, tapi usahakan dimensinya tidak boleh lebih tinggi dari kepala dan lebarnya melebihi ukuran setang. Dikhawatirkan akan mengganggu handling," urai Rizky Mario, instruktur safety riding dari PT Yamaha Motor Kencana Indonesia.

Namun, tas juga tak bisa disalahkan bila ia menjadi penyebab kecelakaan. Akibat ukuran yang terlalu lebar, tas mengganggu keseimbangan dan konsentrasi pengendara. Bahkan, kelincahan bermanuver ikut berkurang.

Memang, wadah bawaan pengendara terkadang kurang pas, baik bentuk, dimensi maupun desainnya. Ada yang kebesaran, tali kepanjangan, model selempang (di samping), dan digendong di depan.

Untuk jenis tas, yang ideal menurut Kiky—sapaan akrab Rizky—sebaiknya model daypack. Hanya, posisi taruh tas harus di belakang badan, bukan di samping, apalagi di depan. Usahakan agar tas yang digendong jangan membebani punggung, bisa cepat lelah.

Karena itu, pengendara disarankan untuk sering setel tali tas saat sudah duduk di jok. "Setel bodi tas lebih dekat ke permukaan jok agar sewaktu punggung lelah, beban tas bisa disandarkan ke jok," saran Kiky. Selain itu, tali tas jangan terlalu kendur agar pengendara bisa tetap mengontrol kondisi tas bila sewaktu-waktu ada guncangan. (KR15)



Editor: bastian
http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau Windows Mobile Phone Anda

Desain Knalpot Masa Depan Berisik Tidak Dilirik

dikutip dari www.motorplus-online.com

Desain Knalpot Masa Depan
Berisik Tidak Dilirik

Isu razia emisi suara knalpot di Bandung, konon kabarnya berdampak buruk pada produsen dan penjual knalpot racing. Pasar terus merosot memprihatinkan. Bukti bahwa knalpot berisik sudah tidak lagi dilirik. “Gila! Turun hampir 70%,” teriak Asep Hendro juragan knalpot AHRS dari markasnya di Perumahan Bumi Ampel, Depok.

Tentu saja mesti disikapi cepat oleh pembuat knalpot racing masal. Jika cuek, jualan pasti terus menurun. Perlu strategi baru untuk meredam susutnya penjualan. Utamanya soal suara yang berpengaruh dengan desain knalpot. Seperti sudah dilakukan beberapa produsen knalpot tertentu juga perancang baru.

Ambil contoh knalpot YY Pang atau TDR Racing yang dirancang tetap racing .Guna menghilangkan suara sangar dan berisik, moncong knalpot dilengkapi penutup mirip wajan yang tengahnya berlubang. “Desain ini diklaim bersuara halus dan sedikit ngebas. Kalau suara ingin besar, tutupnya yang diikat baut tinggal dilepas,” ujar Johnny Lipurnomo, penjual knalpot model itu dari tokonya Custom World di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Hal sama dilakukan Mahmud alias Unyil. Mekanik Pinguin Motorsport ini bahkan sudah lama merancang knalpot macam itu, demi memenuhi keinginan konsumen. Cuma Unyil tak memanfaatkan penutup moncong knalpot mirip wajan. Melainkan dari potongan pipa disusun bertingkat yang diameternya lebih kecil dari saringan silincer

“Cara pasangnya sama, tetap andalkan baut sebagai pengikat. Tapi bentuk seperti itu punya keuntungan suara tidak menggelegar dan enggak menghambat aliran gas buang,” ujar warga Jl. Mampang Prapatan XII, Jakarta Selatan. Dia sedang merancang peredam pakai katup di perut knalpot namun didukung pegas kualitas pilihan.

Bicara peredam model katup, Vivo Sanivo mekanik asal Bandung bahkan sudah merancang pakai katup buka-tutup di perut knalpot. Tentu lewat bantuan per yang ditarik melalui kabel dan switch yang terpasang di setang. Mirip EXUP (Exhaust Ultimate Power Valve) di Yamaha FZ750.

“Sistem ini dinilai lebih fleksibel, karena katupnya bisa dibuat sesuai ukuran knalpot. Asyiknya lagi, bisa diaplikasi motor 2-tak dan 4-tak,” ungkap builder yang bermarkas di Ternate 11, Bandung ini.

Memang saatnya berinovasi.